Thursday, October 25, 2012

It's not all about the spring



Pernah seorang 'al akh' tercinta berkata:
"Sekarang ini sedang 'musim semi', lantas mengapa daun-daunnya malah berguguran?"
Waktu itu, saya hanya tertunduk tanpa bisa berkata apa-apa....
Sekelabat kekhawatiran melintas dalam benak saya,
Apakah saya dapat bertahan?
Apakah 'Dakwah ini' akan ambruk di 'musim panas' mendatang, dan malah mati saat 'musim gugur' yang sebenarnya... Sedih sekali.. Saya menangis.

Namun yah, sekarang, saya temukan jawabannya...
"Mungkin saya sudah wafat sebelum musim semi 'tahun depan'...
tapi tugas saya sekarang adalah tetap 'menanam benih'... right?" :)
Because everything's got to give..
Allah akan menjaga dakwah kita. Ada atau tidak adanya kita, dakwah akan tetap berjalan.

Saturday, October 20, 2012

The duckling and the chickens


Seekor induk ayam sangat berbahagia. Satu persatu telur yang telah dieraminya selama 21 hari menetas. Anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Satu hal yang mengherankan.
Seekor anak paruhnya tidak lancip, dan bersuara samber. Wek,wek,wek.
Tetapi ibu ayam adalah sosok teladan,apapun wujud dan suaranya, tidak pernah berkurang kasih sayang dan perhatiannya. No doubt, no discrimination.

Masalah justru terjadi pada anak-anak. Merasa bukan bagiannya, nak-anak ayam seringkali mengucilkan si paruh tidak lancip. Lebih parah lagi, si paruh tak lancip seringkali menjadi buah ejekan, karena suaranya yang samber dan jalannya yang megal-megol. Tetapi, si paruh tak lancip bermental baja. Dia bersikap dengan sesuatu yang ditiru manusia dari makhluk jenisnya, cuek bebek.

Suatu saat keluarga ayam harus melalui sungai dengan titian bambu. Tentu saja dengan gaya baris anak ayam. Tak henti-hentinya ibu ayam mengingatkan anak-anaknya. Si paruh tak lancip tercecer paling belakang dan didorong-dorong saudaranya agar tak dekat-dekat. Yaah, diterima sajalah, dengan gaya-tentu saja-cuek bebek.

Tak di nyana, seekor anak ayam jatuh ke sungai. Perencanaan matang, waskat, dan tetek bengek kecanggihan manajemen terkadang tak bisa menghindarkan celaka. Kata orang jawa, “Lha wis piye maneh?”
Kepanikan membadai, kotek-cicit ayam melukiskan kekacauan. Bukan main panik ibu ayam.
Tak di nyana, si paruh tak lancip mengikuti terjun ke sungai.byuurr…
Kepanikan menjadi tornado.
Satu jatuh menjadi badai, dua jatuh menjadi tornado.
Keajaiban terjadi, si paruh tak lancip ternyata lihai berenang. Tak tenggelam dia. Si paruh tak lancip sigap menolong saudaranya, yang selama ini sering menghina dan mengintimidasi.
From zero to hero ( ngapunten Mas Sholihin, saya pinjam kata-kata ). But tetap cuek bebek.

Kawan, kondisi antum sekarang menjadi generasi ghuroba tak harus menjadikan antum terasing.
Tak harus menjadikan antum kehilangan nilai-nilai kemanusiaan.
Tetaplah menjadi orang bermanfaat, apapun perlakuan orang kepada kalian.
Cukuplah nasihat Rasulullah SAW, khoirunnaas anfa’uhum linnaas.

Dakwah itu....


Dakwah itu takut,

  • Takut tidak berdakwah karena kita "produk" dakwah.

  • Takut tidak men-tarbiyah karena kita adalah "produk" tarbiyah.

  • Takut menjadi orang pertama yang menerima azab Allah di dunia karena kita takut mengingatkan orang-orang yang tidak takut kepadaNya.

  • Takut ditanya Allah ketika kita berjumpa denganNya di akhirat, mengapa kita takut membela agamaNya ketika sekitar kita secara terang-terangan tidak takut menginjak-injak segala aturanNya.

  • Ya, dakwah itu takut.Takut tidak diakui sebagai hambaNya. Takut tidak diakui sebagai umat Rasulullah SAW. Takut surga menjauhi kita, dan takut jika Allah serta RasulNya jijik kepada kita..



"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa." (Q.S Al A'raf:164)



Aku ingin...


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Seperti tinta hitam pada kertas putih yang tertulis,
sehingga membuatnya lebih bermakna.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Seperti bahasa cahaya yang disampaikan cermin kecil,
bahwa bayanganmu indah apa adanya.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Seperti harun kepada musa..,
mendampingi jalan, menguatkan asa.

 
 *gubahan puisi pak sapardi... Lancang benar. Maap ya pak... :p

Belajar dari keteladanan Ayah

Ayahku adalah seorang guru
Bagaikan sebuah Matahari bercahaya yang senantiasa tersenyum.

Dan aku hanya ingin menjadi seorang insinyur
Berbahan dasar cahayanya, kubangun sebuah gedung.

Kudirikan untuk ummat ini, ya abi.
Untuk Ummat ini.

Depok, Mei 2011

Pinter masak, mbak?

numpang cerita.... hehehe...

Pernah satu ketika saya mengenal seorang ummahat yang sangat pinter masak hingga ia dapat membantu suaminya dengan membuka katering kecil-kecilan sambil mengasuh anak-anak mereka yang masih kecil... Kue-kue dan masakan buatan beliau sangat menggiurkan... :d


Serta merta dengan keberanian selangit dan muka memerah, saya bertanya pada ke-dua-nya:


"Pak, tanya dong, bagaimana tips mencari istri yang pinter masak?"


Sang suami tersenyum, beliau menjawab:


"Terampil untuk setiap kerjaan rumah, pertukangan perlistrikan permotoran. Dan ga cerewet soal makanan. Apapun makanan yg tersedia, dimakan..."


#JLEP... jawaban itu menohok saya, jujur, saya belum fasih benar dengan dunia listrik dan motor, selain hanya sekadar mengganti busi atau nyolder ini-itu, itupun diajarkan secara sederhana oleh bapak dan masih berantakan....


Lalu sang istri menimpali,


"Ah nggak itu mah lebai... Intinya suamiku ga rewel soal makanan, jadi dia mudah mengapresiasi setiap eksperimen istrinya. Bonus buat saya, dia ga keracunan..." :p

____________________________________________________

Oh, jadi intinya mengenai saling menerima keterbatasan satu-sama lain... :)

Friday, October 19, 2012

AKU

Senja tadi aku mencarimu diantara bongkahan awan,
mencuri lihat sayapmu, di sekolompok burung yang menawan…

Hingga gerimis pun jatuh, membuatku harus berteduh…
Berharap kudengar suaramu ditengah gema rintiknya… dan diantara syahdunya…

Dan memang seperti kata guruku, mencintai angin memang harus menjadi siut..
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak

namun untuk mencintai saudara seimanku, aku hanya perlu menjadi aku.. :)