Saturday, October 20, 2012

The duckling and the chickens


Seekor induk ayam sangat berbahagia. Satu persatu telur yang telah dieraminya selama 21 hari menetas. Anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Satu hal yang mengherankan.
Seekor anak paruhnya tidak lancip, dan bersuara samber. Wek,wek,wek.
Tetapi ibu ayam adalah sosok teladan,apapun wujud dan suaranya, tidak pernah berkurang kasih sayang dan perhatiannya. No doubt, no discrimination.

Masalah justru terjadi pada anak-anak. Merasa bukan bagiannya, nak-anak ayam seringkali mengucilkan si paruh tidak lancip. Lebih parah lagi, si paruh tak lancip seringkali menjadi buah ejekan, karena suaranya yang samber dan jalannya yang megal-megol. Tetapi, si paruh tak lancip bermental baja. Dia bersikap dengan sesuatu yang ditiru manusia dari makhluk jenisnya, cuek bebek.

Suatu saat keluarga ayam harus melalui sungai dengan titian bambu. Tentu saja dengan gaya baris anak ayam. Tak henti-hentinya ibu ayam mengingatkan anak-anaknya. Si paruh tak lancip tercecer paling belakang dan didorong-dorong saudaranya agar tak dekat-dekat. Yaah, diterima sajalah, dengan gaya-tentu saja-cuek bebek.

Tak di nyana, seekor anak ayam jatuh ke sungai. Perencanaan matang, waskat, dan tetek bengek kecanggihan manajemen terkadang tak bisa menghindarkan celaka. Kata orang jawa, “Lha wis piye maneh?”
Kepanikan membadai, kotek-cicit ayam melukiskan kekacauan. Bukan main panik ibu ayam.
Tak di nyana, si paruh tak lancip mengikuti terjun ke sungai.byuurr…
Kepanikan menjadi tornado.
Satu jatuh menjadi badai, dua jatuh menjadi tornado.
Keajaiban terjadi, si paruh tak lancip ternyata lihai berenang. Tak tenggelam dia. Si paruh tak lancip sigap menolong saudaranya, yang selama ini sering menghina dan mengintimidasi.
From zero to hero ( ngapunten Mas Sholihin, saya pinjam kata-kata ). But tetap cuek bebek.

Kawan, kondisi antum sekarang menjadi generasi ghuroba tak harus menjadikan antum terasing.
Tak harus menjadikan antum kehilangan nilai-nilai kemanusiaan.
Tetaplah menjadi orang bermanfaat, apapun perlakuan orang kepada kalian.
Cukuplah nasihat Rasulullah SAW, khoirunnaas anfa’uhum linnaas.

No comments:

Post a Comment